optimalisasi pengecatan lambung kapal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kapal
sebagai salah satu alat transportasi yang banyak digunakan dalam dunia perdagangan
internasional. Disamping biaya transportasinya
murah, muatan yang diangkut juga lebih banyak dibanding dengan alat transportasi
lain. Salah satu bagian kapal yang mendapat perhatian khusus adalah bahan-bahan
pada kapal yang terbuat dari logam terutama lambung kapal, karena bahan-bahan
pada kapal yang terbuat dari logam pasti akan mengalami korosi/karat, oleh
sebab itu perawatan serta pengecatan perlu di lakukan guna menghindari
kecelakaan kerja pada kapal, karena tidak menutup kemungkinan pengkaratan pada
benda-benda seperti lambung di atas kapal akan mengakibatkan rapuh pada benda
tersebut. Oleh sebab itu maka penting sekali untuk melakukan perawatan serta
pengecatan terhadap benda yang terbuat dari logam.
Berkenaan dengan hal ini maka
hal-hal penyebab dari pengkaratan pada bahan logam terutama lambung kapal yang ada di atas
kapal pun harus tahu, dan tahu bagaimana
mengatasinya, dengan demikian teknik pengecatan dan bahan cat yang baik akan
menghasilkan kualitas yang baik juga
pada bahan yang terbuat dari logam yang tahan terhadap korosi yang disebabkan
oleh air laut dan udara, sehingga kelancaran dan keamanan kapal dalam
menjalankan tugasnya akan berjalan baik.
Mengingat kebutuhan tersebut maka perawatan dan pengecatan pada kapal
bukanlah kebuatuhan tersier maupun sekunder
melainkan kebutuhan primer harus
dilakukan pada setiap kapal baru maupun kapal lama dengan mengedepankan hasil
yang terbaik. Oleh sebab itu maka penyusun ingin mengetahui dan memperdalam
tentang proses terjadinya korosi dan tahu bagaimana cara mengatasinya serta
merawat nya hingga memperkecil timbulnya
terjadinya korosi kembali, maka dengan demikian maksud dari judul di atas
adalah :
“OPTIMALISASI PENERAPAN PENGECATAN PADA
LAMBUNG KAPAL MENURUT ATURAN BKI “
Dengan
judul diatas penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas yaitu pada kapal
tepatnya pada lambung kapal yang terbuat dari logam guna menghindari
pengkaratan/korosi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengatasi pengkaratan pada
lambung kapal dengan cara pengecatan.
2. Bagaimana menerapkan pengecatan lambung
kapal menurut aturan BKI
3. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya
korosi/pengkaratan pada lambung kapal.
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah penelitian
ini, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas untuk memudahkan penulis
dalam penelitian berdasarkan pemilihan judul proposal penelitan
mengoptimalisasi penerapan pengecatan pada lambung kapal menurut aturan BKI.
D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya karat pada lambung kapal.
2. Mengatasi pengkaratan pada lambung kapal
yang terbuat dari logam dengan pengecatan
serta melakukan perawatan agar pengkaratan pada lambung kapal tidak
cepat kembali pada bahan tersebut.
E. Manfaat penelitian
1. Untuk memberikan informasi mengenai
pengendalian terhadap korosi dengan teknik pengecatan yang benar dan sesuai
prosedur
2. Sebagai bahan informasi dan pembelajaran
bagi pihak yang ingin mengetahui dan mendalami tentang pengecatan kapal
sekaligus sebagai referensi bagi pihak yang membutuhkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Review Penelitian Sebelumnya
TABEL 2.1 Review penelitian sebelumnya
NO
|
Nama Peneliti
|
Judul Penelitian
|
Hassil penelitian
|
1.
|
Setiawan Tirta
Widhiatmaka
|
Studi perbandingan metode
pengecatan ruang muat kapal sesuai aturan IMO
|
Dari hasil perhitungan dan
analisa yang telah dilakukan sebelumnya berdasarkan studi perbandingan dan
batasan masalah pengerjaan tugas akhir ini, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut. Semakin rendah tingkat lossnya maka konsumsi cat juga akan
semakin sedikit dengan syarat luas permuakaan yang di cat sama. Metode
pengecatan yang paling tepat adalah metode III. Karena metode pengecatan III
yang paling murah dan menghabiskan cat paling sedikit.
|
B. Landasan teori
1.
Pengertian Optimalisasi
Menururut
Maryoto (1991:12), optimum adalah kondisi yang terbaik atau yang paling
menguntungkan. Mengoptimalkan adalah usaha menjadikan paling baik atau tinggi.
Menurut
Sutrisno (1992:63), optimum adalah rangkaian kegiatan yang meminimumkan atau
memperkecil kerugian yang muncul atau memaksimalkan keuntungan keseluruhan yang
besar. Pengoptimuman adalah penyempurnaan suatu sistem supaya berprestasi atau
tercapai tujuan sebaik-baiknya atas dasar kriteria tertentu.
Menurut
Junaedi (1981:18), optimum adalah tingkatan yang tersangat menguntungkan dalam
batas-batas tertentu.
Berdasarkan
definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa optimalisasi adalah upaya
seseorang untuk meningkatkan suatu kegiatan atau pekerjaan agar dapat
memperkecil kerugian atau memaksimalkan keuntungan agar tercapai tujuan
sebaik-baiknya dalam batas-batas tertentu.
2.
Pengertian Penerapan
Penerapan menurut
J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain (1996:1487) penerapan adalah hal,cara atau
hasil.
Penerapan
menurut Lukman Ali (1995:1044) penerapan adalah memasangkan .
Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan sebuah tindakan yang dilakukan
baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencpai tujuan yang
telah dirumuskan.
3.
Pengertian Perawatan
Perawatan
adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap
peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat di terima dan diinginkan.
Sedangkan
pengertian perawatan menurut Vincent gasper (1994:513) adalah, perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan
yang di araahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu
sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki.
Sistem perawatan dapat di pandang sebagai bayangan sistem produksi, dimana
apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang tinggi maka akan lebih
intensif.
Dari pengertian
di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah kegiatan yang terprogram
mengikuti cara tertentu untuk menfapatkan hasil/kondisi yang disepakati.
Perwatan hendaknya merupakan usaha/ kegiatan yang dilakukan secara rutin/terus
menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap pakai. Kegiatan
perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu perawatan berencana
dan perawatan darurat dalam prakteknya perawatan peralatan dapat di bedakan
menjadi dua jenis, yaitu pra perawatan dan perawatan pencegahan.
a. Perawatan sebelum dioperasikan
(pra-perawatan).
Perawatan
peralatan sebelumnya dioperasikan bertujuan untuk menjamin peralatan agar dapat
beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekan maka dibuat rencana
perawatannya. Perawatan dapat berupa jadwal penmbersihan, penggantian pelumasan
dan di uji coba peralatan tanpa beban.
b. Perawatan pencegahan
telah
disebutkan di depan bahwa perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak semata-mata mencegah.
Terjadinya kerusakan, tetapi perawatan pencegahan ini justru merupakan kegiatan
rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap pakai.
perawatan pencegahan meliputi :
1) Perawatan harian
Perawatan
harian ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap/selama peralatan
dioperasikan. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan oleh pemakai peralatan.
2) Perwatan berkala
Perawatann
berkala ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal
yang diprogramkan.
4.
Pengertian lambung kapal
Lambung
kapal (hull) adalah badan dari perahu
atau kapal. Lambung kapal menyediakan daya tampung yang mencegah kapal dari
tenggelam. Rancangan bangun lambung kapal merupakan hal yang penting dalam
membuat kapal karena akan mempengaruhi stabilitas kapal, kecepatan rencana
kapal, konsumsi bahan bakar, draft /kedalaman yang diperlukan dalam kaitannya
dengan kolam pelabuhan yang akan disinggahi serta kedalaman alur pelayaran yang
dilalui oleh kapal tersebut.
5.
Pengecatan
Pengecatan menurut modul Perawatan Kapal
(2010:3) adalah untuk melindungi
besi kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan
lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika
terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan
terkorosi. Pengecatan dilakukan dengan melapisi logam atau bahan lain dengan
tujuan agar tahan karat, membuat daya tahan pada logam, memperindah.
Pengecatan badan kapal berguna untuk
melindungi kulit kapal dari proses pengkaratan dan juga binatang laut, karena
hampir semua material penyusun kapal adalah logam (logam baja). Mengingat
daerah kerja kapal adalah di laut maka sifat logam (pelat baja) terhadap
korosi. Sebelum melakukan pengerjaan pengecatan terlebih dahulu material yang
akan dicat harus bersih dari kotoran-kotoran minyak maupun sisa-sisa cat dan
debu. karena apabila dilakukan sand blasting
membutuhkan biaya yang cukup mahal apalagi pengecatan harus dilakukan
seperti banguna baru, maka proses pembersihan dari kotoran tersebut harus
benar-benar bersih. Sebelum mulai pengecatan maka kapal dibersihkan terlebih dahulu
dengan tujuan menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada kapal. Kapal
sebagai alat transportasi air, maka dari itu sangat rentan terhadap kerusakan
yang diakibatkan oleh air (korosi dan lapuk) maupun tumbuhan dan binatang laut
yang menempel pada badan kapal yang tercelup air.
Cat
merupakan suatu bahan cair atau bahan kental yang terdiri dari hantaran medium
(vehicle) yang merupakan bahan cair
atau bahan kental yang terdiri cat itu sendiri. Bahan pewarna dan bahan
penunjang (partikel yang terkecil dan tidak larut dengan hantaran medium),
ditambah dengan beberapa bahan tambahan
dalam jumlah tertentu, sesuai campuran dan takarannya. Pencampuran berbagai
jenis bahan baku dengan jumlah proporsi tertentu menjadi satu kesatuan, dengan
pengawasan laboratorium produksi yang ketat dari bahan awal hingga menghasilkan
produk cat yang siap pakai, untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik dan
berkualitas maka pihak yang terkait dalam pengecatan perlu mengetahui
dasar-dasar pengecatan baik teknis aplikasi maupun pengawasan sehingga
perlakuan dan penaganan dapat dilakukan sedemikian rupa untuk memenuhi
spesifikasi baik oleh aplikator pemilik inspektor atau konsultan sehingga selama proses
pengecatan diharapkan dapat meningkatkan hasil kerja dan kualitas secara
efisien. Perlindungan pelat dari korosi dapat dilaksaanakan dengan pengecatan. Dimana
pengecatan sesuai peraturan-peraturan pengecatan untuk kapal. Sebelum diadakan
pengecatan, persiapan memegang peranan penting terhadap hasil pengecatan. Pelat
yang akan dicat harus bersih dari karat-karat, minyak, dan kotoran akibat
oksidasi lainnya dan sebelum pengecatan harus dilakukan sesuai rencana kegiatan
(painting schedule) baik cara
pengecatan maupun waktu pengeringan yang dibutuhkan, terutama yang harus diperhatikan
adalah pada tempat-tempat pengelasan dan bekas-bekas pekerjaan yang mengandung
minyak/graise. Untuk itu pertama kita
harus mengetahui jenis-jenis cat dan cara pengecatan maupun teknik pengecatan
agar menuai hasil yang maksimal.
1)
Jenis-jenis cat
a) Cat premier pra-fabrikasi
Cat
ini dipakai untuk mebersihkan, membebaskan baja dari karat untuk melindunginya
selama tahapan fabrikasi atau perakitan struktur yang memakan waktu sampai
beberapa bulan.Cat primer biasanya terdiri dari bubuk seng atau besi oksidasi
merah dengan resin epoksid sebagai pengikat. Cat ini mengering dalam watu 2-3
menit sesudah diulaskan dan melindungi logam sampai 12 bulan
b) Cat premier pra-perlakuan
Cat
ini digunakan untuk menyiapkan permukaan logam dan menjamin di perolehnya adhesi
serta unjuk kerja cat akhir yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
permukaan baja harus bersih dan bebas dari karat. Cat ini mengering dalam waktu
yang singkat sekali. Untuk mendapatkan hasil yang baik lapisan premier pra
perlakuan selalu diberikan pada pelapisan seng, khususnya bila cat seng kromat
akan digunakan sebagai lapisan premier untuk pelapisan akhir.
c) Cat minyak
Bahan
dasar dari cat minyak biasanya terbuat dari pengering nabati seperti minyak
rami atau minyak kayu. Pengeringannya melalui proses waktu yang lama, karena itu cat harus dibiarkan
sampai 48 jam sebelum ditimpah lapisan baru dan harus ditunggu selam 7 hari
sebelum cat akhir diberikan.
d) Cat oleoresin (vernis)
Cat
ini biasanya berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat pengeringan dan pengikatan
lapisan dan merupakan penyempurnaan dari cat minyak yang sederhana. Cat tipe
resinfenolat tahan terhadap abrasi tetapi ketika dilaksanakan pengecatan permukaan tidak boleh lembab.
e) Cat karet diklorasi
Cat
ini dibuat dengan cara melarutkan karet terklorinasi kedalam pelarut-pelarut
khusus (aromatic). Sesudah
dipakaikan, penguapan pelaruatan menghadapkan lapisan kering yang hampir tidak
mengalami polimerisasi.
f) Cat kapal shopprimer
Merupakan
cat kapal cat primer atau cat dasar dengan basis resin dan pigmen yang dapat
mencegah besi/steel supaya tidak
timbul karat. Shop primer dipakai pada permukaan plat steel sebelum proses
pemotongan dan pengelasan, sehingga pada saat pengelasan tidak timbul porosity.
Cat shopprimer ini merupakan cat kapal yang di pergunakan untuk bagian semua
struktur kapal umumnya berwarna grey.
g) Cat berbahan pengikat air
Cat
ini tersedia dalam beberapa bentuk baik itu berupa larut atau hanya berupa
emulsi. Cat ini dapat digunakan sebagai pelapis air diatas cat dasar yang
banyak mengandung seng. Pentilasi yang memadai harus disediakan selama cat
mengering agar kelembapan relatif pada permukaannya tetap rendah. Jika
kelembapan terlalu tinggi maka akan banyak air yang terperangkap dibawa cat dan
berakibat buruk pada hasil akhirnya.
h) Finish /top coat
Cat
lapis akhir sebagai pelindung paling luar menonjolkan warna sebagai estetika
atau signal harus dapat melekat dengan baik terhadp lapisan intermediate dan
beberapa lapis finish coat diatasnya yang setara atau sejenis.
i)
Holding primer
Cat
yang digunakan untuk memperpanjang proteksi sementara pada penggunaan
shopprimer hingga pengecatan dengan sistem penuh dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu tanpa harus mengupas cat lama atau disebut jenis cat dasar yang
dipergunakan di lokasi kerja apabila blasting dilakukan berulang-ulang.
j)
Mist coast /flash coast
Langkah
tahapan prosedur teknis pengecatan pada permukaan umumnya jenis zinc silicate
untuk menghindari poping. Dilakukan sekali atau dua kali semprotan tipis. Segera
setelah terjadi penguapan, penyemprotan dapat dilanjutkan hingga mendapat
ketebalan penuh sesuai rekomendasi.
k) Tie Coat
Jenis
cat yang diaplikasikan untuk
menjembatani apabila menggunakan cat yang berbeda jenis.
l)
Caler Coat
Jenis
cat yang dipergunakan untuk mengisolasikan/menutupi permukaan yang tidak rata
misal permukaan dengan kondsi pitting merata, permukaan berpori-pori, menjembatani
cat lama/baru terhadap cat anti fouling.
m) Fire raterdant
Mempunyai
sifat memperendah pancaran nyala api dan digunakan pada permukaan yang
tertutupi di gang-gang dan tangga dan tempat yang tidak kelihatandi permukaan
sekat kedap air.
n) Heat resistant
Digunakan
pada pemukaan-permukaan yang panas.
o) Anti fouling
Cat yang di
gunakan untuk melindungi dari binatang-binatang laut/tritip di gunakan di
top-coat pada dasar kapal
2)
Cara pengecatan
Pengecatan dengan menggunakan kuas atau roll (konvensional). Cara kerjanya dengan mengolesi badan kapal dangan
kuas atau roll. Sedangkan cara kedua adalah pengecatan dengan menggunakan kompressor (modern). Cara kerjanya dengan kompressor
di beri tekanan yang tinggi untuk menyemprotkan cat pada badan kapal. Dan cara yang ketiga
pengecatan dengan menggunakan perancah. Cara kerjanya dengan pemasangan
perancah/scaffold, setelah perancah/scaffold terpasang dilakukan blasting untuk seluruh area permukaan lambung
kapal, baik upper area maupun bottom area setelah blasting
selesai, di lanjutkan pengecatan lapisan pertama seluruh area permukaan lambung
kapal, setelah cat mengering, dilakukan pengecatan lapisan kedua untuk upper area. Setelah cat bagian upper area mengering, perancah di
bongkar dan dilakukan perbaikan bagian yang
rusak akibat bongkar pasang perancah. Kemudian di lakukan pengecatan lapisan
kedua untuk bagian lambung kapal .
3)
Teknik pengecatan
a)
Pre inspection
Pre inspection merupakan awal terhadap permukaan material yang akan di cat dengan
tujuan agar di peroleh perekatan secara maksimal untuk proses pengecatan atau painting.
b)
Surface preparation
Pekerjaan utama yang akan di lakukan pada tahap ini adalah blasting dengan kegunaan utama
menghilangkan kontaminasi atau pencemaran dari dasar menghapus rekat erat,
menahan kimia, kotoran, dsb, serta berguna untuk menyiapkan permukaan dengan
jalan menaikkan tingkat kekasaran sehingga pengecatan menjadi efekif
c)
Paint preparation
Paint preparation merupakan
tahapan persiapan sebelum dilakukan painting, menyiapkan peralatan painting dan painter, poses mixing
yaitu pencampuran cat.
d)
Paint application
Setelah poses
pengecatan harus dilakukan pemeriksaan terhadap hasil pengecatan agar hasil
yang dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai yang diinginkan
4)
Urutan
Pengecatan
Pada saat
pengecatan badan kapal, urutan pelapisan cat harus diperhatikan. Hal ini mengingat tiap-tiap
lapisan cat menggunakan jenis cat yang berbeda. Lapisan dan jenis cat yang digunakan
sebagai berikut (Aulia,dkk 2014) :
a)
Lapisan pertama
Pada lapisan
pertama, jenis cat yang dipakai adalah jenis cat dasar. Fungsi cat
dasar adalah untuk melindungi permukaan logam agar tidak berkarat atau rusak.
b)
Lapisan Kedua
Pada lapisan kedua, jenis cat yang digunakan adalah
jenis cat Anti Corrosion (AC),
berfungsisebagai penebal agar serangan yang datang dari luar
(excess) dapat dicegah dan untuk mencegah terjadinya
korosi.
c)
Lapisan Ketiga
Pada lapisan
ketiga atau lapisan terluar, jenis catyang digunakan adalah jenis
cat Anti Fouling(AF). Cat jenis ini berfungsi untuk mencegah binatang-binatang laut/teritip agar tidak menempel
pada badan kapal.
5)
Alat Pengecatan
Dalam proses pengecatan maka kualitas cat dan pemilihan warna yang pas
adalah hal yang sangat penting, namun alat aplikasi unutk mengecat juga harus
di perhatikan agar nantinya bisa memperoleh hasil pengecatan yang bagus dan
memuaskan. Peralatan yang bisa anda gunakan untuk aplikasi cat baik cat tembok
maupun cat kayu dan besi ada beberapa macam antara lain kuas cat dan roller cat dan spray gun. Dan inilah pengertiannya :
a) Kuas cat
Kuas cat adalah peralatan mengecat yang paling sering digunakan oleh
masyarakat pada umumnya. Kuas cat tersedia dalam berbagai macam ukuran
disesuaikan dengan maksud dan tujuan dan untuk mempermudah penggunaanya ukuran
1”,11/2”,2”,21/2”,3”,dan 4”.
b) Kuas roll
Kuas roll adalah salah satu peralatan
mengecat yang juga sering digunakan dalam proses pengecatan. Pada umumnya kuas
roll digunakan untuk mengecat permukaan dinding atau plafon yang luas dan rata
dengan tujuan untuk mempercepat proses pengecatan. Dengan menggunakan roll cat
juga akan memperoleh hasil pengecatan yang tampak rata dan halus. Untuk
mengaplikasikan cat pada dinding atau plafon yang luas dan rata sebaiknya
menggunakan roller yang besar unutuk mempercepat proses pengecatan. Sebaliknya
jika digunakan untuk cat di dinding atau plafon pada bagian yang kurang rata
dan susah dijangkau maka sebaiknya menggunakan roll cat dengan ukuran yang
kecil agar hasilnya lebih rapi dan tidak belepotan.
c) Spray gun
Spray gun adalah suatu alat mengecat yang
bekerja dengan cara menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat yang
diatomisasikan pada suatu permukaan seperti dinding, kayu, atau besi. Spary gun
bekerja menggunakan udara bertekanan untuk mengatomisasi atau mengabutkan cat
pada suatu permukaan. Sebagai gambaran, prinsip kerja dari penggunaan spray gun
untuk mengecat adalah sama seperti kita menyemprotkan obat nyamuk. Jadi, ketika
udara bertekanan dikeluarkan dari lubang udara pada air cup, maka tekanan
negatif akan timbul pada ujung fluida sehingga cat pada cup akan terhisap,
setelah itu cat yang dihisap ini akan menyembur atau disemprotkan sebagai zat
yang diatomisasi (dikabutkan)
d) Perancah (scaffolding)
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan
bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular
dari pipa atau tabung logam meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain.
Dan pada saat menggunakan perancah, prosedur cara menggunakan perancah dan alat
keselamatan pada saat menggunakan perancah pun harus tahu dan paham, dan di
bawah ini adalah prosedur keselamatan dan alat keselamatan pada saat
menggunakan perancah.
1.1) Prosedur menggunakan perancah
a) Merencanakan penggunaan perancah.
b) Memeriksa bahan yang akan di gunakan.
c) Apabila menemukan perancah yang rusak harus
segera menggantinya
d) Memberikan pelatihan kepada pekerja yang
menggunakan perancah.
e) Tali baja digunakan pada perancah harus
kuat dan tahan lama.
f) Perancah harus dalam keadaan posisi
seimbang.
1.2) Alat keselamatan pada saat menggunakan
perancah.
Pada saat menggunakan perancah
alat pelindung diri yang digunakan adalah : sepatu, helm, harness, sarung
tangan, safety belt, tali wire, dan pakaian pelindung (warepack).
6.
Pengertian BKI
Biro
Klasifikasi adalah sebuah badan hukum dalam bidang jasa
yang berusaha dalam pengelasan ( class ) kapal – kapal yang sedang
dibangun, sudah dibangun atau yang sedang beroperasi dalam hal yang berkaitan
dengan konstruksi badan kapal, mesin kapal, termasuk pesawat bantu (
auxileary engine ).
Kegiatan Biro Klasifikasi :
6a) Pengetesan
peralatan maupun perlengkapan kapal yang ada sangkut pautnya dengan kelas
kapal, baik lambung maupun mesin.
6b) Pengadaan
survey – survey pada waktu tertentu atau pada waktu yang diminta seperti survey
tahunan, survey kerusakan, dsb.
6c) Pemberian
sertifikat – sertifikat kelas maupun sertifikat statutory yang sangat berguna
untuk kepentingan charter kapal, jual beli dan asuransi kapal, dsb.
Biro Klasifikasi Indonesia adalah suatu
badan hukum yang dimodali oleh Pemerintah dengan bentuk Perum yang dikelola
oleh Manajemen tersendiri.
Sesuai dengan SK MenHubLa RI no. Th. 1/17/1 tertanggal
26 september 1964, tugas BKI adalah :
1.
Mengelaskan kapal – kapal yang dibangun
di bawah pengawasan BKI baik selama pembuatannya maupun setelah beroperasi.
2.
Berwenang untuk menetapkan dan
memberikan tanda – tanda lambung timbul pada kapal – kapal tersebut.
3.
Mengeluarkan sertifikat garis muat
pada kapal – kapal berbendera Nasional yang dikeluarkan pada BKI
7.
Aturan BKI Bagian 8. Bab 35-H (Perlindungan Korosi
Lambung Kapal Bawah Air)
A.
Umum
1)
Kapal
yang akan diberi notasi kelas IW (Survey Bawah Air) harus mempunyai sistem
perlindungan korosi yang sesuai untuk lambung kapal dibawah air, yang
terdiridari cat dan proteksi katodik.
2)
Cat
dengan bahan dasar epoksi, polyuretan dan polyvinyl klorida dapat dianggap
sesuai.
3)
Petunjuk
pabrik pembuat cat tentang persiapan permukaan maupun kondisi dan proses
pengerjaan harus diperhatikan
4)
Sistem
pengecatan tanpa anti teritip harus mempunyai ketebalan minimum 250 μm, harus
cocok dengan proteksi katodik sesuai dengan standar yang diakui, dan harus
dapat dibersihkan dibawah air dengan cara mekanis.
5)
Proteksi
katodik dapat dilakukan dengan menggunakan anoda korban atau dengan sistem arus
tanding. Pada kondisi normal untuk baja, harus dijamin kerapatan arus
perlindungan paling sedikit 10 mA/m2.
6)
Dalam
hal sistem arus tanding, perlindungan berlebihan karena potensial yang tidak
cukup rendah harus dihindari. Sebuah saringan (pelindung dielektrik) harus
diadakan disekitar anoda arus tanding.
7)
Proteksi
katodik dengan menggunakan anoda korban harus dirancang untuk satu periode
pengedokan kapal.
8)
Dalam
hal material lain, misalnya aluminium, kondisi khusus harus disepakati bersama
BKI.
B.
Dokumentasi
1)
Rencana
pengecatan dan data rancangan untuk proteksi katodik harus diserahkan untuk
pemeriksaan.
2)
Dalam
hal sistem arus tanding, rincian berikut juga harus diserahkan :
2a) aranjemen sistem ICCP
2b) lokasi dan integritas konstruksi (misalnya
dengan koferdam) dari anoda pada pelat kulit kapal,
2c) uraian tentang bagaimana semua
bagian tambahan, misalnya daun kemudi, baling-baling dan poros, dicakup kedalam
proteksi katodik.
2d) suplai tenaga listrik dan sistem
distribusi tenaga listrik–perisai dielektrik
3)
Proses
kerja yang terlibat dalam membentuk system pengecatan maupun material cat yang
akan digunakan harus diuraikan dalam rencana pengecatan.
4)
Laporan
pengecatan harus dikumpulkan sedemikianrupa sehingga rincian tentang seluruh
proses kerja yang dilaksanakan, termasuk persiapan permukaan maupun material
cat yang akan digunakan, dicatat.
5)
Dokumentasi
ini harus dikumpulkan oleh pembuat cat dan/atau kontraktor pelaksana pengecatan
dan/atau galangan. Rencana inspeksi harus disetujui bersama antara pihak-pihak
tersebut diatas. Pada akhir pelaksanaan sistem pengecatan, laporan yang telah
ditanda tangani yang menjadi berkas dokumentasi harus diserahkan kepada
surveyor untuk persetujuan.
6)
Dalam
hal sistem arus tanding, kemampuan fungsi proteksi katodik harus diuji pada
saat pelayaran percobaan. Nilai
yang didapatkan untuk arus dan tegangan perlindungan harus dicatat.
C. Kerangka penelitian
Kerangka penelitian adalah cara untuk
mempermudah penulis menyelesaikan masalah pada penulisan ini. Penulisan juga mencantumkan
kerangka penelitian yang memaparkan jalan/alur pemikiran penulis untuk
memberikan gambaran kepada pembaca untuk mengetahui bagaimana penulis membuat langkah
awal penulisan karya ilmiah terapan ini.
Pada
masalah ini penulis merumuskan masalah pada sering terjadinya
korosi/pengkaratan pada lambung kapal, di karenakan kurang pahamnya tentang
perawatan dan pengecatan pada lambung kapal, setelah melihat masalah ini
penulis membuat penyelasaian masalah dengan menggunakan metode/teknik
perawatan, yaitu pra-perawatan dan perawatan pencegahan, pada metode pra-perawatan
penulis menggunakan cara pengecatan dengan mengetahui pengecatan lambung kapal.
Dan pada metode perawatan pencegahan penulis menggunakan dua cara yaitu baik
perawatan harian dan perawatan berkala yang bertujuan menghindari
pengkaratan/korosi pada lambung.
PERAWATAN
PENCEGAHAN
|
PRA-PERAWATAN
|
MASALAH
Sering
terjadinya korosi/pengkaratan pada lambung kapal, dikarenakan tidak
tahu pentingnya perawatan dan teknik pengecatan di atas kapal
|
OPTIMALISASI
PENERAPAN PENGECATAN PADA LAMBUNG KAPAL MENURUT BKI
|
PERAWATAN
|
Perawatan berkala:
Membuat jadwal berkala terhadap pengecekan
karat di lambung kapal
|
Perawatan harian:
Melakukan pengecekan pada lambung kapal
tersebut setiap hari.
|
Pengecatan Lambung Kapal
|
·
Cat
dengan Bahan dasar Epoksi,Polyuretan,ponyvyl klorida
·
Sistem
pengecatan dengan tanpa anti teritip minimal Ketebalan cat 250µm
|
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan
penulisan karya ilmiah terapan ini di peroleh jenis data penelitian. Dan
penulis menggunakan data kualitatif, merupakan data yang terbentuk penjelasan
dan uraian yang menjelaskan tentang upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya pengkaratan di atas kapal (korosi) dan perawatannya agar tidak
timbul korosi lagi diatas kapal tepatnya di bagian lambung kapal dengan
pengecatan dan perawatan yang benar.
B. Tempat Dan
Waktu Penelitian
Adapun waktu dan tempat penelitian
dilaksanakan yaitu ketika melakukan praktek lautn (prala) di salah satu kapal
niaga dimana penulis nantinya mengambil metode penelitian.
C. Jenis Dan Sumber Data
1.
Jenis data
Ada berbagai macam jenis data yang penulis pergunakan
pada saat penyusunan karya ilmiah terapan ini, adapun data-data tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Jenis Data Primer
Data primer dalam penulisan karya ilmiah
terapan ini adalah data yang didapat secara langsung dari sumbernya. Dalam hal
ini data yang diambil dengan cara pengamatan dan wawancara dengan orang-orang
yang terlibat secara langsung pada materi atau hal-hal yang berhubungan materi
yang penulis perlukan. Data primer dalam penelitian ini berupa pengamatan
secara langsung ke subjeknya yaitu optimalisasi perawatan pada lambung kapal
dengan pengecatan yang benar.
b. Jenis Data Sekunder
Menurut penjelasan: Sugiyono (2005 : 62)
data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti,
misalnya penelitian harus melalui orang lain atau melalui dokumen. Data ini
diperoleh dengan menggunakan studi literature yang dilakukan terhadap banyak
buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan berhubungan dengan penelitian.
2.
Sumber Data
Sumber data dan informasi yang diperlakukan
untuk penulisan karya ilmiah terapan ini di kumpulkan menjadi
Metode lapangan (field
research ), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan
peninjauan langsung pada objek yang di teliti. Data dan informasi dikumpulkan
menjadi:
a. Observasi, mengadakan pengamatan secara
langsung di lapangan dimana penulis melaksanakan praktek laut di kapal niaga.
b. Wawancara, mengadakan Tanya jawab secara
langsung dengan perwira, mualim jaga, bosun di salah satu kapal niaga dan dengan
para dosen di lingkungan politeknik pelayaran Surabaya
c. Tinjaun pustaka ( library research ), yaitu yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literatur, buku-buku, dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan
masalah yang di bahas, untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan
dalam membahas yang akan di teliti.
D. Pemilihan Informan
Menurut Sugiyono (2005:50) sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden melainkan informan kunci, narasumber,
partisipan, teman atau guru dalam penelitian. Sugiyono (2005:54) menyatakan
bahwa penentuan informan kunci dalam penelitian kualitatif dilakukan saat
peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung yaitu
memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang
diperlukan dan selanjutnya berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya
yang diharapkan dapat memberikan data yang lebih lengkap, sehingga informan
dalam penelitian ini ialah seluruh kru di dek kapal yang meliputi Kapten,
Mualim 1, Mualim 2, Mualim 3, Jurumudi, Mandor Kapal dan ABK, karena peneliti
sendiri berasal dari jurusan Nautika Pelayaran sehingga akan lebih banyak
berada di anjungan kapal bersama orang-orang Deck Department dan akan meneliti peralatan keselamatan kerja yang
ada di deck, tetapi tidak menutup kemungkinan peneliti bisa memperoleh data
dari Engine Department.
E.
Teknik Penelitian
Pada penuisan ini penulis akan memberikan
berbagai macam data, data tersebut termasuk dalam data yang berjenis deskriptif
yaitu data yang tidak dinyatakan dalam angka atau bilangan tetapi dalaam sebuah
susunan kata atau kalimat. Data tersebut merupakan data yang didapat dari
responden maupun turun langsung di lapangan, baik secara lisan maupun tulisan
berkaitan dengan objek yang penulis pelajari.Kemudian data yang di dapat diolah
sesuai dengan teori dan metode yang telah di tetapkan dari awal sebelum
melakuakan pengumpulan data.
Data yang
diolah kemudian dianalisa, kemudian hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
dasar teori mengenai teknik perawatan dan pengecatan yang digunakan, dari hasil
perhitungan yang di analisa kemudian kita membuat pembahasan mengenai hal
tersebut. Setelah semuanya dianggap selesai, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai masukan dari upaya mengatasi karat di lambung kapal dengan pengecatan
yang benar.
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower ,chiller, evapko, dan waste water treatment,STP,oli industri dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA:081310849918